FPL Akan Raih Penghargaan di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Oplus_131072

LimabelasIndonesia. – Makassar Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 akan dilaksanakan pada Kamis, 5 Juni 2025 di Bali, dengan tema global “Hentikan Polusi Plastik” (“Ending Plastic Pollution”) sesuai arahan UNEP dan sejalan dengan target nasional pengelolaan sampah.  Dalam ajang itu juga, Forum Peduli Lingkungan Sulsel juga akan mendapatkan Penghargaan khusus dari Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisal Nurrofiq.

Tema pengelolaan sampah ini sekenaan dengan program yg sedang di jalankan FPL, sehingga Kementerian merasa perlu untuk memberikan Apresiasi kepada Forum Pemerhati lingkungan .
Pada ajang ini, ketua FPL, M Swardy akan diundang khusus oleh Menteri untuk menerima penghargaan tersebut yang akan berlangsung di Bali pada Juni mendatang.

Dalam keterangannya, Swardy mengatakan bahwa dirinya tidak mengira akan mendapatkan langsung undangan tersebut.

” Saya Bersyukur kepada Allah SWT, karena apa yang saya lakukan ini adalah semata mata karena kecintaan saya kepada lingkungan, dan tentu juga dukungan organisasi FPL kepada saya”.

Dan juga, bagian dari peringatan ini, pemerintah Indonesia akan menganugerahkan Penghargaan Kalpataru, penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup, kepada individu, kelompok, dan lembaga yang telah menunjukkan dedikasi dan prakarsa dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.  
Penghargaan Kalpataru terbagi menjadi empat kategori:
Perintis Lingkungan: Diberikan kepada individu yang mempelopori upaya pelestarian lingkungan.
Penyelamat Lingkungan: Diberikan kepada individu atau kelompok yang berhasil menyelamatkan lingkungan dari kerusakan.
Pengabdi Lingkungan: Diberikan kepada individu yang telah lama mengabdi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Pembina Lingkungan: Diberikan kepada individu atau kelompok yang membina masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.
Proses penilaian melibatkan verifikasi dokumen, penilaian oleh Dewan Kalpataru yang terdiri dari 11 pakar profesional di bidang lingkungan hidup, serta verifikasi lapangan.  Penerima penghargaan dianggap sebagai agen perubahan dan role model untuk menginspirasi masyarakat agar ikut melakukan hal serupa.  
Sebagai contoh, pada tahun 2024, Adolof Olof Wonemseba dari Papua Barat menerima Penghargaan Kalpataru kategori Perintis Lingkungan atas upayanya dalam budidaya Kima (*).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *