Limabelas Indonesia, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan, khususnya bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri. Bersama Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan Bank Indonesia (BI), OJK meluncurkan Buku Saku Literasi Keuangan bagi PMI dengan tema “PMI Cerdas Finansial, Menuju Indonesia Maju”.
Peluncuran buku ini dilakukan bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November, sebagai bentuk penghargaan bagi para pekerja migran yang disebut sebagai “pahlawan devisa” karena jasanya dalam membantu perekonomian nasional.
Pekerja Migran Berperan Besar bagi Ekonomi Indonesia
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan bahwa pekerja migran Indonesia memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data KP2MI dan Bank Indonesia, pada tahun 2024 jumlah uang kiriman atau remitansi dari PMI mencapai Rp251–263 triliun, setara dengan sekitar 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Saat ini, ada lebih dari 3,9 juta PMI yang bekerja di luar negeri, dan rata-rata setiap pekerja mengirimkan sekitar Rp5,3 juta per bulan kepada keluarga di tanah air.
“Para pekerja migran adalah pahlawan devisa. Mereka tidak hanya membantu keluarga, tapi juga ikut mendorong ekonomi nasional. Karena itu, penting bagi mereka untuk dibekali pengetahuan tentang cara mengelola uang dengan bijak,” ujar Friderica.
Panduan untuk Mengelola Keuangan dengan Aman
Friderica menjelaskan bahwa Buku Saku Literasi Keuangan ini berisi panduan sederhana tentang cara menabung, mengirim uang dengan aman, menggunakan layanan keuangan, dan melindungi diri dari penipuan.
“Dengan memahami cara mengatur uang, PMI bisa lebih sejahtera dan terhindar dari risiko keuangan, apalagi di era digital saat ini,” tambahnya.
Kerja Sama untuk Meningkatkan Literasi Keuangan
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin, menyambut baik kerja sama antara OJK, BI, dan KP2MI dalam membuat buku saku tersebut.
Menurutnya, peningkatan pengetahuan keuangan sangat penting agar para pekerja migran tidak mudah tertipu dan bisa memanfaatkan penghasilannya dengan baik.
“Buku saku ini bisa menjadi panduan agar PMI lebih bijak mengatur uang. Kami juga mengingatkan agar para pekerja tidak sembarangan memberikan data pribadi atau nomor rekening kepada orang lain, karena banyak kasus penyalahgunaan,” tegas Mukhtarudin.
Akan Diterapkan di Daerah dan Saat Pra-Pemberangkatan
Melalui kerja sama ini, OJK, KP2MI, dan BI akan memperluas edukasi keuangan ke berbagai daerah yang menjadi kantong PMI, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Lampung, dan Bali.
Materi dari buku ini juga akan dimasukkan dalam Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) agar setiap calon PMI mendapat bekal literasi keuangan sejak awal.
Menuju Pekerja Migran yang Mandiri dan Sejahtera
OJK menegaskan bahwa pemberdayaan PMI tidak hanya soal perlindungan, tetapi juga tentang kemandirian finansial agar mereka bisa membangun masa depan yang lebih sejahtera bagi diri sendiri dan keluarganya.





