Sejak 2009, Gusdur Setia pada Kartu Telkomsel: Dari Advokasi Difabel hingga Kisah Asmara

Limabelas Indonesia, Makassar – Abdul Rahman, aktivis difabel yang akrab disapa Gusdur, merupakan sosok yang aktif memperjuangkan kesetaraan bersama komunitas Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan Sulawesi Selatan (Perdik Sulsel). Selain dikenal karena kiprahnya di dunia advokasi, Gusdur juga punya kisah unik terkait kartu Telkomsel prabayar yang setia ia gunakan hingga kini.

Bagi Gusdur, kartu Telkomsel bukan sekadar alat komunikasi, melainkan bagian dari perjalanan hidupnya. Ia sudah menggunakan nomor yang sama sejak 2009, awal kemunculan aplikasi WhatsApp.

“Sejak 2009 awal adanya WhatsApp, kartu ini sudah menemani perjalanan hidup saya,” ujarnya sambil tersenyum, Kamis (4/9/2025).

Bukan hanya untuk aktivitas advokasi, kartu Telkomsel juga pernah berperan penting dalam kehidupan pribadinya, terutama saat menjalin hubungan jarak jauh. Gusdur masih ingat betul bagaimana layanan dan promo Telkomsel membantunya tetap terhubung dengan pasangan kala itu.

“Jaman pacaran, pakai kartu ini murah sekali! Malah gratisan,” kenangnya sambil tertawa.

Salah satu momen yang tak terlupakan baginya adalah promo telepon gratis Telkomsel pada malam hari.

“Waktu itu ada promo nelpon gratis tengah malam. Dari jam 11 malam sampai jam 5 pagi, kita bisa ngobrol sepuasnya tanpa khawatir biaya,” tutur Gusdur.

Fasilitas tersebut menjadi andalan bagi Rahman Gusdur dan pasangannya untuk saling berbagi cerita, canda, serta dukungan emosional di masa lalu. Kini, meski masih betah melajang, Gusdur tetap setia dengan kartu Telkomselnya yang sudah penuh kenangan.

Meski begitu, ia juga menyampaikan catatan penting kepada Telkomsel. Menurutnya, layanan dan fitur yang tersedia cukup membantu, namun perlu ditingkatkan agar lebih inklusif bagi pengguna difabel.

“Saya cukup terbantu dengan layanan Telkomsel. Tapi saya juga berharap pihak provider tetap ramah dalam layanannya untuk kaum difabel. Di aplikasi MyTelkomsel kadang masih sulit terbaca dengan screen reader,” jelasnya.

Sebagai aktivis difabel, Gusdur menekankan bahwa aksesibilitas digital merupakan kebutuhan mendasar. Ia berharap Telkomsel dapat terus meningkatkan layanan inklusif, sehingga semua pelanggan, termasuk difabel, bisa merasakan kenyamanan yang sama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *