Sinyal dari Pesisir, Internet Gratis Indosat Ubah Wajah dan Ekonomi Desa Bulu Cindea

Indosat memasang WiFi untuk warga yang bisa digunakan secara gratis di pos kamling desa Bulu Cindea (Mila/Limabelas Indonesia)

Kehadiran internet gratis dari Indosat sejak 2023 di Desa Bulu Cindea, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi lokal hingga 30 persen. Produk UMKM seperti ikan presto, abon bandeng, dan garam spa kini dipasarkan secara daring, sementara wisata mangrove menarik lebih banyak pengunjung. Pemerintah desa menyebut, akses internet telah membuka jalan bagi warganya untuk menembus pasar yang lebih luas.

Limabelas Indonesia, Pangkep – Di pesisir pelabuhan Biring Kassi Tonasa, berjarak sekitar 58 kilometer dari kota Makassar, ada sebuah desa bernama Bulu Cindea. Desa ini berada di Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Desa ini diapit 2 kabupaten yakni, sebelah utara Kabupaten Barru dan sebelah selatan Kabupaten Maros.

Desa Bulu Cindea, berada di lokasi yang indah karena dikelilingi mangrove, tambak, dan laut biru yang menjadi nadi kehidupan warganya. Dengan populasi 5.421 jiwa yang mayoritas berusia produktif, masyarakat Bulu Cindea telah lama bertahan hidup dari laut dengan membudidayakan ikan dan udang, menanam rumput laut, mencari kepiting rajungan, mengolah garam, hingga menggarap sawah.

Namun dalam satu dekade terakhir, ada perubahan yang pelan namun pasti yang telah mengubah wajah desa ini. Perubahan itu datang bersama sinyal internet.

Perubahan wajah desa

Sejak 2014, Made Ali, S.E. memimpin desa ini. Sudah 11 tahun ia menjadi Kepala Desa, menyaksikan bagaimana Bulu Cindea berkembang bukan hanya lewat sektor perikanan, tetapi juga lewat pendidikan, pariwisata, dan teknologi.

“Dulu kalau kumpul di pos kamling, warga lebih banyak ngobrol hal-hal ringan, kadang bergosip. Sekarang, dengan internet, mereka justru belajar dari budidaya ikan sampai membuat kerajinan tangan,” ujarnya saat ditemui Jumat (8/8/2025).

Langkah besar terjadi pada tahun 2023, ketika Indosat mencanangkan Bulu Cindea sebagai Desa Digital IM3. Indosat memasang Jaringan internet gratis. Masyarakat Desa menyambut baik, apalagi ada Wifi gratis yang bisa dipakai secara ramai-ramai di ruang publik, semua dari Indosat.

Tahun 2023 pemasangan layanan wifi dilakukan di pos kamling, tahun 2024 pemasangannya di Perpustakaan IT Balla Masikola sekaligus pemberian pelatihan literasi digital secara gratis. Hingga di bulan Mei tahun 2025 lalu, Indosat Ooredoo Hutchison(IOH) kembali menghibahkan layanan wifi dengan perangkat Modem model terbaru HiFi Air Nirkabel. HiFi air ini dipasang di lokasi wisata pemancingan. HiFi Air ini memanfaatkan teknologi Fixed Wireless Access (FWA), yang memungkinkan pengguna terhubung langsung ke internet tanpa perlu kabel fisik, Pengguna dapat mengaktifkan modem WiFi sendiri, tanpa bantuan teknisi dan tanpa biaya instalasi tambahan.

IOH menghibahkan Modem model terbaru HiFi Air Nirkabel ke Desa Bulu Cindea (foto:ist)

Pemerintah Kabupaten Pangkep melalui Dinas Kominfo juga ikut mendukung, meski sayangnya antena bantuan dari pemkab rusak tersambar petir, sehingga internet utama kini bertumpu pada modem Hifi Air Indosat.

Perpustakaan IT Balla Massikola Langganan Juara

Perpustakaan desa Bulu cindea, yang bernama Balla IT Massikola, bangunannya berbahan bambu dan gamacca (anyaman bilah bambu) ternyata pernah menyabet juara 1 untuk lomba perpustakaan terbaik tingkat Kabupaten dan juara 2 tingkat Provinsi pada 2024. Tentu salah satu indikator penilaiannya karena adanya fasilitas internet gratis yang dipasang di perpustakaan tersebut

Pihak Indosat menyerahkan modem internet secara Gratis ke Kades Bulu Cindea (Dok. ist)

Muhammad Husaini, kepala perpustakaan, menceritakan bahwa setiap hari, kecuali hari libur, perpustakaan ini ramai oleh anak-anak PAUD hingga SMP yang belajar menggunakan laptop dan internet. Ada 8 laptop yang semuanya terkoneksi modem Hifi Indosat. Tak ribet dengan kabel karena modemnya memang didesain tanpa kabel. Saat akhir pekan, giliran ibu-ibu majelis taklim yang mengisi ruang belajar, mengetik, mencari resep, atau mengikuti kursus daring dengan sinyal internet kuat dari hifi air.

“Pengunjung rata-rata 30 orang sehari. Ada barcode untuk melihat koleksi buku online. Kita juga punya taman baca di sebelah ruang IT,” kata Husaini.

Dari Pos Kamling Berbasis Internet hingga Wisata Mangrove

Pos kamling di Bulu Cindea, bernama Subu-subua, bukan sekadar tempat ronda. Di bawah kepemimpinan Syahril, pos ini pernah juga meraih juara 2 lomba Satuan Keamanan Lingkungan (Satkamling) tingkat Polda Sulsel. Keberhasilannya bukan hanya karena kesiagaan, baik bencana dan fasilitas kendaraan darurat, tetapi juga karena keberadaan internet. Bahkan, pos ini pernah menjadi sekolah bagi ibu-ibu yang belajar membaca dan menulis, dibimbing mahasiswa KKN.

Selain itu, desa ini juga terus mengembangkan wisata mancing, kuliner, dan ekowisata mangrove. Ada gazebo-gazebo untuk pelaku UMKM memasarkan produk mereka, mulai dari ikan presto, abon bandeng, bakso bandeng, garam yodium, hingga garam spa. Semua dipromosikan lewat media sosial dan website desa.

pos kamling subu-subua desa bulu cindea (dok.ist)

“Internet membantu pemasaran. UMKM kami butuh pelatihan lebih banyak, tapi setidaknya sekarang produk bisa dikenal luas,” kata Made Ali.

Menurut Made Ali, Indosat tidak hanya memberi akses internet, tapi juga membantu program penanaman mangrove berbasis Internet of Things (IoT). Dengan teknologi ini, warga bisa memantau pertumbuhan mangrove lewat aplikasi di ponsel. Bagi Made Ali, ini bukti bahwa teknologi bisa berdampingan dengan kearifan lokal.

“Setelah tiga tahun kerjasama, ekonomi dan SDM kami meningkat sekitar 30 persen. Kami berharap pendampingan diperpanjang,” ucapnya.

Desa Kecil, Mimpi Besar

Desa Bulu Cindea telah meraih banyak prestasi, ada juara lomba perpustakaan, juara Satkamling, hingga juara 2 nasional Kampung Pancasila. Namun lebih dari itu, desa ini memberi pelajaran bahwa akses internet, jika digunakan dengan bijak, bisa mengubah cara hidup.

Made Ali, S.E. Kepala desa Bulu Cindae dengan sejumlah piala di belakangnya

Di bawah kepemimpinan Made Ali, warga Bulu Cindea belajar bahwa masa depan desa bukan hanya ditentukan oleh hasil laut, tapi juga oleh kemampuan warganya mengakses pengetahuan dan pasar dunia, bahkan dari sebuah desa kecil di tepi pesisir.

Dukungan Pemerintah Provinsi Sulsel

Sekretaris Diskominfo-SP Sulsel, Sultan Rakib, menyebut langkah Indosat sebagai contoh positif CSR telekomunikasi. Secara Kelembagaan, saat ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menjalin kerja sama dengan Badan Akselerasi Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital. Kerja sama ini bertujuan menghadirkan layanan internet VSAT ( Very Small Aperture Terminal), di wilayah pedesaan, khususnya untuk menunjang kebutuhan pendidikan, layanan kesehatan, kepolisian, dan objek pariwisata yang belum terjangkau jaringan.

Sekretaris Dikominfo-SP Sulsel Sultan Rakib (dok.Pemprov Sulsel)

Menurutnya, tercatat 422 titik blank spot di desa-desa wilayah Sulsel. Pemprov Sulsel melalui Diskominfo berupaya keras menekan jumlah tersebut. Selain itu, seluruh desa di Sulsel kini sudah memiliki domain website resmi sehingga dapat mempublikasikan informasi desa sesuai prinsip keterbukaan informasi publik.
“Sesuai undang-undang, penyedia layanan telekomunikasi memiliki kewajiban menyalurkan sebagian dividen dalam bentuk CSR untuk masyarakat. Namun, tidak semua provider menyalurkannya dalam bentuk bantuan internet gratis. Langkah yang dilakukan Indosat adalah contoh positif yang patut diapresiasi,” ujarnya.

Apresiasi Legislator DPR RI

Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal, mengungkapkan bahwa masih terdapat sekitar 12 ribu desa di Indonesia yang belum memiliki akses internet atau berada di wilayah blank spot. Angka tersebut berasal dari total 76 ribu desa yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Menurut Syamsu Rizal, yang akrab disapa Deng Ical, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah penyedia layanan telekomunikasi, termasuk Indosat, untuk memperluas jangkauan konektivitas di daerah-daerah terpencil. Ia menilai upaya Indosat yang menghadirkan layanan internet gratis di beberapa daerah blank spot merupakan langkah positif.

Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal (foto : Mila/limabelas Indonesia)

“Kebiasaan masyarakat di wilayah blank spot ini yang ingin kita ubah. Jika mereka sudah terbiasa menggunakan internet, maka akan muncul pasar baru, bahkan untuk layanan berbayar, tentunya dengan harga yang terjangkau,” ujarnya ketika ditemui usai reses di Makassar.

Deng Ical pun menekankan bahwa akses internet sudah menjadi hak dasar masyarakat, setara dengan kebutuhan sandang dan pangan. Ia mendorong Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk meluncurkan crash program yang menargetkan seluruh desa digital di Indonesia.

“Program ini tidak hanya untuk mewujudkan desa digital, tapi juga untuk memastikan hak konektivitas internet bagi semua warga. Hal ini sejalan dengan upaya pemberdayaan melalui program pemerintah seperti Koperasi Merah Putih Desa dan Sekolah Rakyat, yang memerlukan dukungan infrastruktur internet,” jelasnya.

Deng Ical berharap pemerintah dapat menetapkan target Zero Blank Spot Village, sehingga tidak ada lagi desa yang tertinggal dari segi konektivitas digital dengan sinergi dan kolaborasi dari para provider termasuk Indosat.

Tanggapan Pengamat

Apa yang telah dilakukan Indosat Ooredoo Hutchison menjadikan desa digital IM3 di Sulsel ini sejalan dengan konsep Desa Digital di Sulawesi Selatan. Menurut Pengamat komunikasi Dr. Hadawiah, SE., M.Si., dari Universitas Muslim Indonesia Makassar, dari Perspektif Komunikasi Pembangunan ini merupakan program yang berfokus pada penyediaan infrastruktur teknologi.”Program ini menjadi bentuk transformasi sosial berbasis partisipasi, di mana teknologi dimanfaatkan untuk mempercepat arus informasi pembangunan, menjangkau serta mengakses kebijakan, bantuan untuk desa, dan informasi pertanian yang dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.

Pengamat komunikasi Dr. Hadawiah, SE., M.Si., dari Universitas Muslim Indonesia Makassar

Menurut Dr. Hadawiah, Desa Digital seperti yang ada di desa Bulu Cindea dapat meningkatkan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan melalui media sosial, grup diskusi daring, serta pengembangan e-governance desa yang menyediakan layanan pemerintah desa secara cepat dan mudah diakses warga. Desa Digital yang telah terbentuk di Bulu Cindea juga mendorong perubahan dan inovasi lokal, seperti pengembangan UMKM digital, promosi wisata melalui media sosial, hingga edukasi daring, misalnya ibu-ibu yang membagikan resep masakan lokal.

Terkait pengaruh internet yang telah dihadirkan Indosat di desa bulu Cindea terhadap nilai-nilai budaya lokal dan komunikasi tradisional, Dr. Hadawiah menilai dampaknya sangat signifikan. “Jangankan platform digital, seseorang yang tinggal di sebuah desa selama seminggu saja sudah dapat mempengaruhi nilai-nilai budaya lokal, apalagi dengan dunia digital yang memungkinkan masyarakat melihat dunia luar dengan mudah. Hal ini memudahkan proses transformasi dari tradisi ke kehidupan modern,” ujarnya.

IOH Dorong Transformasi Digital hingga Pelosok Sulsel

Indosat Ooredoo Hutchison berkomitment dalam berkelanjutan perusahaan untuk memperluas dampak transformasi digital hingga ke wilayah pelosok Indonesia.

Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Hutchison, menjelaskan bahwa program ini telah dimulai sejak Desember 2023 dengan fokus pada pemberdayaan UMKM melalui pemanfaatan teknologi digital. “Kami ingin membantu meningkatkan perekonomian dan memaksimalkan potensi lokal, sehingga manfaat transformasi digital dapat dirasakan merata,” ujarnya.

Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Hutchison (dok. Mila/limabelas indonesia)

Indosat memastikan akses internet yang stabil dan terjangkau melalui peningkatan jumlah pemancar dan kapasitas jaringan di Sulawesi Selatan, yang kini menjangkau lebih dari 94% wilayah dan mengalami pertumbuhan dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Pelaksanaan program dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah dan komunitas lokal, guna memastikan kesesuaian dengan kebutuhan serta budaya masyarakat setempat.

Bulu Cindea mungkin hanyalah titik kecil di peta Sulawesi Selatan. Namun,berkat Indosat Ooredoo Hutchison, warga desa tersebut bisa membuktikan bahwa masa depan desa bukan hanya ditentukan oleh hasil laut, melainkan oleh kemampuan mengakses pengetahuan dan pasar dunia, meski dari tepi pesisir. (Mila)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *