TERRA Telkomsel, Ladang Ilmu yang Melahirkan Gerakan Nyata Relawan di Sulsel

Gladian Panji Relawan TERRA Telkomsel usai pelatihan di Maros Sulsel (Foto : ist)

Dengan tingkat kerentanan bencana yang terus meningkat setiap tahun, Sulawesi Selatan dituntut melahirkan relawan tangguh. Namun, minimnya pengetahuan teknis dan keterbatasan sumber daya kerap menjadi kendala. Melalui program Telkomsel Emergency Response and Recovery Activity (TERRA), para relawan seperti Mismaya Alkhaerat akhirnya menemukan bekal baru, dari keterampilan pertolongan pertama hingga kesadaran menjaga lingkungan, demi menghadapi ancaman bencana yang kian nyata.

Limabelas Indonesia, Makassar – Bagi Mismaya Alkhaerat, relawan dari Forum Sulsel Peduli (FSP), menjadi bagian dari aksi sosial awalnya hanyalah panggilan hati. Ia mengaku tak pernah membayangkan akan memahami banyak hal tentang kebencanaan, lingkungan, perencanaan hingga cara menolong sesama dengan pendekatan psikologi. Semua itu mulai berubah ketika tahun lalu ia mengikuti pelatihan Telkomsel Emergency Response and Recovery Activity (TERRA), di dusun Ramang-Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, masuk salah satu kawasan dengan Pegunungan karst yang terbesar dan terindah kedua di dunia.

“Awalnya saya ikut karena lihat info di grup WhatsApp pencinta alam. Saya pikir ini cuma pelatihan biasa. Tapi ternyata, pengalaman yang saya dapat jauh di luar dugaan,” tutur Mismaya saat ditemui di posko FSP, Kamis (21/8/2025).

Relawan Mismaya (topi kuning) dalam Giat kemanusiaan (Foto : Ist

Pelatihan yang digelar Telkomsel di Maros itu dirancang interaktif. Relawan diajak praktik langsung mulai teknik pertolongan pertama dan evakuasi, relawan juga dibekali materi psikologi pengungsi, topik yang jarang disentuh tapi sangat penting dalam penanganan bencana. Penyampaian materi oleh Basarnas dan praktisi kebencanaan dan lingkungan membuat peserta merasa lebih siap ketika menghadapi situasi lapangan yang sebenarnya. Ada juga materi yang tak terbayangkan sebelumnya, yakni program daur ulang cangkang SIM card.

“Pelatihannya interaktif, Saya juga baru tahu Telkomsel punya program daur ulang cangkang SIM card.Itu membuka wawasan baru bagi saya. Ternyata sekecil apapun, kita bisa berkontribusi pada kelestarian lingkungan,” kata Mismaya.

Dari Ilmu ke Aksi Nyata

Sepulang dari pelatihan, Mismaya dan rekan-rekannya di FSP tak tinggal diam. Ilmu yang didapat segera mereka terapkan. Baru-baru ini, mereka menggelar aksi penanaman pohon di Gunung Bawakaraeng dan mengelola sampah plastik hasil kegiatan komunitas.

Gerakan ini membuat Mismaya semakin yakin, bahwa menjadi relawan bukan sekadar soal turun tangan ketika bencana datang, melainkan menjaga keseimbangan alam sehari-hari. “Kami sekarang lebih aktif mengedukasi masyarakat soal gaya hidup ramah lingkungan, meski masih ada tantangan, terutama soal dana,” ujarnya.

Dukungan Aktivis dan Pemerintah

Semangat relawan seperti Mismaya mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak. Aktivis lingkungan dan pelopor ekowisata Rammang-Rammang, Muhammad Ikhwan alias Iwan Dento, menilai program TERRA berhasil menanamkan budaya peduli sejak dari rumah.

aktivis lingkungan/pelopor ekowisata Rammang-Rammang, Iwan Dento (Dok: Mila/Limabelas Indonesia)

“Kalau di rumah saja belum menanam pohon atau tidak ada tempat sampah, berarti kita belum benar-benar peduli,” tegas penerima penghargaan Kalpataru 2023 itu.

Iwan melihat potensi besar relawan dan komunitas lokal di Sulsel. Namun, menurutnya agar kolaborasinya lebih kuat, komunitas perlu menata struktur dan administrasi dengan baik agar mudah dipercaya sebagai mitra CSR. Ia berharap Telkomsel dapat terus melanjutkan program TERRA secara konsisten dan memberi dukungan berupa alat keselamatan serta pelatihan lanjutan.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Sulsel, Devo Khadafi, menilai inisiatif Telkomsel sejalan dengan konsep pentahelix kebencanaan (kerangka bagi semua pihak yang terlibat dalam menggapai tujuan bersama), yakni kerja sama antara pemerintah, swasta, akademisi, media, dan masyarakat. “Potensi bencana di Sulsel meningkat, sehingga sinergi ini sangat penting. Telkomsel sudah memberi contoh nyata,” ujarnya.

Devo mengapresisasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Telkomsel, “Insya Allah langkah-langkah seperti inilah yang dibutuhkan oleh pemerintah karena menangani bencana tentu saja bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi menjadi tanggung jawab semua, mudah-mudahan kegiatan ini terus berkelanjutan agar kita bisa menciptakan sebuah ekosistem penanggulangan bencana yang terstruktur dan berkelanjutan di Sulawesi Selatan, “ sebut Devo.

TERRA, Wujud Nyata ESG Telkomsel Berkelanjutan

Gumilar Hendra Nugraha Ali, Manager CSR Environment & Ecosystem Telkomsel, menegaskan bahwa program TERRA merupakan bagian dari komitmen Telkomsel terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Program ini telah berjalan sejak 2010 dan konsisten hadir di berbagai daerah rawan bencana.

Menurutnya, Program TERRA merupakan program flagship CSR Telkomsel yang telah berjalan sejak tahun 2010. “Selama kehadirannya program TERRA telah hadir di berbagai bencana yang terjadi di Indonesia baik yang langsung melakukan response bencana maupun dalam bentuk filantropy dengan menyalurkan bencana. memiliki peran untuk memastikan proses pemulihan jaringan guna mendukung komunikasi di lokasi bencana, memulihkan infrastruktur telekomunikasi, menjadi front end advisor dalam proses pengambilan keputusan menghadapi situasi bencana, serta mendistribusikan bantuan lainnya untuk kepentingan masyarakat saat operasi bencana berlangsung,” ujarnya.

Tidak berhenti pada fase response, TERRA juga hadir untuk membangun kesiapsiagaan bencana melalui program pelatihan bencana Gladian Relawan TERRA untuk membangun Masyarakat yang tanggung dalam menghadapi bencana. Kegiatan ini sudah dilakukan di berbagai kota di seluruh Indoensia, termasuk di Sulawesi Selatan.

Hal serupa ditegaskan VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono. Menurutnya, TERRA bukan sekadar agenda pelatihan, melainkan gerakan membangun masyarakat yang tangguh menghadapi bencana sekaligus mencintai lingkungan. “Program TERRA dan inisiatif seperti Telkomsel Jaga Bumi adalah cara kami memastikan bahwa inovasi teknologi sejalan dengan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” jelas Saki.

Melalui kolaborasi berbagai pihak, Telkomsel ingin menjadikan pelatihan ini bukan sekadar agenda pelengkap, melainkan bagian dari gerakan nyata membangun masyarakat yang siap menghadapi bencana dan lebih mencintai bumi.

Semangat Baru, Harapan Baru

Mismaya (rompi biru paling depan) bersama sejumlah relawan yang telah mendapatkan pembekalan dari TERRA Telkomsel (Foto : ist)

Bagi Mismaya, pengalaman di TERRA telah mengubah cara pandangnya. Dari relawan yang awalnya hanya ingin ikut kegiatan, ia kini merasa menjadi bagian dari gerakan besar menjaga alam dan kemanusiaan.

“Kami berharap program TERRA bisa terus berlanjut di Sulsel. Supaya makin banyak relawan yang belajar, lalu bergerak bersama,” ucapnya dengan senyum penuh keyakinan.

Dengan dukungan Telkomsel, para relawan seperti Mismaya yang telah mendapatkan bekal ilmu dari TERRA, kini punya semangat baru, bukan hanya menambah keterampilan teknis, tetapi juga menggugah kesadaran banyak orang untuk menjaga lingkungan. (Mila)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *